
Kabarhiburan.com – Puncak penghargaan Festival Film Wartawan Indonesia (FFWI) XI 2021 akan berlangsung pada 28 Oktober 2021 mendatang. Perhelatan ini didukung penuh Direktorat Perfilman, Musik, dan Media Baru Kemendikbud Ristek RI.
Sebelum sampai ke sana, panitia FFWI juga membuat rangkaian acara, diantaranya webinar untuk kedua kalinya, yang berlangsung Selasa (7/9).
Temanya,”Menelisik Minat dan Selera Penonton Muda Indonesia“, yang menghadirkan tiga narasumber, yakni sutradara Anggy Umbara, produser Ody Mulya Hidayat, dan pengamat film Yan Wijaya.
Anggi Umbara memulai karir sebagai aktor, lalu penata skrip dan penata gambar, penulis skenario, serta sutradara. Salah satu garapannya film Warkop DKI Reborn, menduduki peringkat sebagai film Indonesia terlaris sepanjang masa.
Anggy menjelaskan sebuah film sukses tidak jauh dari kisah percintaan dan komedi.
“Penonton datang ke bioskop maunya ingin dihibur. Salah alah satu syarat menghibur yang paling universal adalah dengan tawa. Jadilah formula yang jitu untuk film laris yakni percintaan digabung dengan komedi,” kata Anggy.

Anggy Umbara (Foto: Instagram Anngy_umbara)
“Genrenya bisa komedi dengan horor, komedi dengan action dan lain-lain!” Anggy menambahkan.
Anggy pun mengajukan lima formula sebuah film mampu meraih penonton sebanyak mungkin. Pertama, film sebagai IP (intelektual property) harus kuat. Kedua, ceritanya menarik dan menyasar penonton. Ketiga, production value yang totalitas dan konsisten. Untuk pemain, harus dipertimbangkan bisa nggak menarik penonton untuk ke bioskop.
“Kelima, promosi harus jitu, membangun ketertarikan penonton akan sebuah judul film itu penting,” paparnya.
Anggy mengingatkan bahwa penonton muda merupakan mayoritas penonton di Indonesia, yakni usia 13 sampai 18 tahun.
“Sebelum pandemi, film Indonesia sedang di puncaknya. Kita bisa lihat penonton muda mendominasi di usia 13-18 tahun. Kita harus mengikuti cerita yang menarik buat mereka. Mudahnya ya, cerita cinta itu bisa diterima di semua usia,” katanya.
Sementara itu, Ody Mulya Hidayat selaku Produser di Max Pictures membenarkan Anggy Umbara. Hanya saja, Ody juga melihat adanya pergeseran penonton dari layar bioskop ke OTT (over the top), khususnya selama pandemi, dimana bioskop tidak beroperasi.
Situasi ini, kata Ody, membuat strategi pemilihan pemain ikut berubah.

Ody Hidayat
“OTT mengubah kebutuhan pemain kita. Sekarang pemain nggak harus terkenal, asal dia punya banyak follower di media sosial bisa menjadi tolok ukur, apakah pemain bisa menarik minat penonton,” jelas Ody yang filmnya berjudul Dilan 1990, laris manis di bioskop.
Bagi pengamat film Yan Wijaya, mengukur jumlah penonton OTT tidak semudah mengukur penonton di bioskop.
“Dulu, kalau film Pak Ody sudah tayang dalam seminggu, saya bisa langsung kontak Pak Ody menanyakan berapa jumlah penonton. Kalau sekarang di OTT, tidak bisa seperti itu. Sangat sulit menghitung jumlah penonton secara pasti,” kata Yan.
“Bahkan dalam bentuk pay preview sekalipun, seperti yang dilakukan Bioskoponline, tidak mudah menghitung jumlah penonton. Karena satu tiket bisa ditonton oleh beberapa orang sekaligus, karena mereka menonton via laptop atau handphone,” jelas Yan.
Direktur Perfilman, Musik, dan Media Baru Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) Ahmad Mahendra mengapresiasi webinar bertajuk “Menelisik Minat dan Selera Penonton Muda Indonesia” ini.
Dia mengatakan pemerintah akan mendukung dan memfasilitasi gelaran Festival Film Wartawan Indonesia (FFWI) 2021 sebagai salah satu upaya untuk memperkuat ekosistem perfilman terutama di tengah pandemi.
“Wartawan tentu tidak terpisah dari perjalanan perfilman Indonesia. Jadi saat ada ide akan mengadakan FFWI, tentu kita dukung penuh. Ini langkah yang bagus untuk memperkuat ekosistem,” kata Ahmad.
“Jadi upaya yang baik ini tentu kita apresiasi. Kemendikbud Ristek sangat mendukung dan siap memfasilitasi,” katanya.
Ahmad menambahkan, pandemi COVID-19 telah memberikan dampak yang cukup serius bagi semua sektor termasuk perfilman di Indonesia.
Ia berharap gelaran FFWI dapat memacu kreativitas masyarakat untuk kembali berkarya di jalur film.
Senada dengan Ahmad Mahendra, Ketua Gabungan Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI), Djonny Safruddin, juga sangat mengapresiasi ajang FFWI 2021.
“Saya menilai bahwa FFWI ini punya mutu tersendiri karena penelitinya banyak sekali. Satu wartawan saja puluhan film bisa dinilai, apalagi ada ratusan wartawan,” kata Djonny.
“Jadi jangan khawatir, jalan terus. Saya akan terus mendukung,” tambahnya.
FFWI 2021 yang disebut-sebut sebagai Golden Globe-nya Indonesia menyediakan 30 piala yang akan diberikan pada malam puncak FFWI 2021. 27, di antaranya diberikan kepada pada para pemenang. Sisanya 3 piala diberikan kepada tokoh khusus di dunia perfilman.
Adapun yang menjadi juri dalam FFWI 2021 adalah wartawan aktif dari beragam usia dan generasi. Mereka akan menilai tiga genre film yakni drama, komedi, dan horor, yang pernah di tayangkan di bioskop maupun over the top (OTT) mulai September 2020 hingga September 2021. (TS)