
Para pembicara. Dari kiri: Kondang Sutrisno, Prof. Dr. Ir. Sugeng P. Haryanto, Y. Sudarko Prawiroyudo, M. Sobari dan Taufik Rahzen.
Kabarhiburan.com, Jakarta – Wayang adalah kearifan bangsa, sementara para dalang adalah empu-empu kehidupan manusia. Karenanya jika masyarakat kini direbut perhatiannya oleh media sosial dan teknologi informasi, saatnya kita merebut kembali media sosial dengan wayang.
Caranya, kita harus meningkatkan jumlah produksi dan inovasi konten wayang dengan memanfaatkan teknologi informasi. Sehingga generasi masa depan tak akan kehilangan pemahaman tentang filosofis wayang yang luhur sebagai kearifan bangsa.
Gagasan tersebut disampaikan oleh budayawan dan mantan akademisi M. Sobari dihadirkan dalam Sarasehan dalang Indonesia bertema Quo Vadis PEPADI yang berlangsung di Hotel Shantika, TMII, Jakarta Timur, Sabtu (14/4).

Para pengurus PEPADI dari 18 Provinsi di Indonesia
Sarasehan tersebut merupakan rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun yang ke 47 PEPADI (Persatuan Pedalangan Indonesia), dihadiri oleh pengurus PEPADI dari 18 provinsi di Indonesia, serta para pecinta wayang.
Selain menghadirkan M. Sobari sebagai pembicara, tampak hadir pula Ki Purbo Asmoro, S.Kar. M. Hum (Dosen Senior ISI Surakarta), Taufik Rahzen (Staf Ahli Menteri Pariwisata RI), Prof. Dr. Ir. Sugeng P. Haryanto (Guru Besar Universitas Lampung) dan Y. Sudarko Prawiroyudo (Dalang).
Dalam suasana yang hangat dan santai, mereka membahas isu internal PEPADI, selain masalah kontemporer. Sarasehan juga mencoba membahas tentang tantangan yang bakal dihadapi pada dalang di waktu mendatang.
Menurut Kondang Sutrisno, SE, selaku Ketua Umum PEPADI bahwa sosok dalang dalam menjalankan tugasnya tetap berpedoman pada Panca Darma Dalang, yang meminta dalang berperan sebagai moral agent.
“Sosok dalang di masa yang akan datang, tidak hanya memiliki suara dan perform yang bagus, mereka dituntut pula memiliki konsep pertunjukan dengan kreativitas tinggi. “Selain pandai memasukkan unsur-unsur kekinian ke dalam pagelaran wayang,” ujar Kondang.

Eny Sulistyowati S.Pd , MM
Senada dengan Kondang, Kepala Bidang Humas Sekretariat Nasional Pewayangan Indonesia (SENA WANGI), Eny Sulistyowati S.Pd , MM, yang hadir di acara tersebut, mengatakan, para seniman yang mampu mempertautkan aktivitas keseniannya dengan kekinian, dapat memberi andil memperkuat eksistensi kesenian tradisional.
Eny menegaskan, kesenian bukanlah benda mati yang statis. Tetapi ekspresi para pelakunya yang dari waktu ke waktu juga mengalami perubahan.
“Ketidakmampuan para seniman melakukan adaptasi terhadap situasi baru, lambat laun dapat menyurutkan keberadaan kesenian tradisional. Para pendukung dan pemangku kesenian tradisional harus mampu memanfaatkan situasi kekinian,” ujar Eny. (Tumpak Sidabutar/KH)