
Kabarhiburan.com – Di tengah masyarakat menyuarakan kesedihan bagi 53 patriot awak KRI Nanggala 402 yang mengalami musibah, serta upaya pemerintah menahan laju angka terpapar Covid-19, melalui ajakan agar tidak mudik pada Idul Fitri tahun ini.
Di sisi lain, masyarakat juga memberikan dukungan dan apresiasinya kepada Komunitas Samawe Adventure, yang siap melaksanakan Ekspedisi 30 Summits, mulai 26 Mei 2021 mendatang.
Sebelum menuju pendakian pertama ke puncak Gunung Leuser di Aceh, Komunitas Samawe Adventure, mendapat apresiasi serta dukungan dari berbagai kalangan. Mulai dari Menparekraf Sandiaga Salahudin Uno dan musisi Ananda Sukarlan, serta para pegiat pariwisata.
Dukungan senada juga datang dari kalangan musisi dan penyanyi kenamaan di Tanah Air. Sebut saja, penyanyi reggae Denny Frust selaku brand ambassador Samawe Adventure, disusul Roy Jeconiah, Ahmad Dhani, Ari Lasso, Yuke Sampurna, hingga pedangdut Iness Balladiva dan masih banyak lagi.
Bagi Komunitas Samawe Adventure, ekspedisi 30 Summits berdurasi 11 bulan tersebut bukan sekadar mendaki gunung, lalu mengkhatamkan Alquran di puncak gunung.
Lebih dari pada itu, kegiatan ini juga dikaitkan dengan pelestarian alam dan adat istiadat setempat, serta menggiatkan ekonomi dan pariwisata di kawasan di kawasan gunung.
Organisasi nirlaba Get Plastic, bahkan jauh-jauh datang dari Bali ke Jakarta, juga untuk memberi dukungan langsung kepada Raden Bambang Adi Wijaya alias Awe, salah satu founder Samawe Adventure, sekaligus pendaki utama dalam Ekspedisi 30 Summits.
Handayani, perwakilan Get Plastic, menjelaskan, pihaknya akan membantu menghentikan polusi tanah dan air yang berasal dari mikroplastik.
“Get Plastic memiliki reaktor yang mampu mengubah plastik zero waste, menjadi bahan bakar bensin, solar maupun minyak tanah,” jelas Handayani, dalam jumpa pers di Jakarta, Minggu (25/4).

Bambang Adi Wijaya alias Awe, pendaki utama Komunitas Samawe Adventure.
Samawe Adventure dan Get Plastic sepakat bekerja sama untuk mengedukasi masyarakat yang tinggal di sekitar gunung, agar peduli pada sampah plastik dan mengolahnya.
“Dari pada jadi sampah selamanya, lebih baik dijadikan benda-benda benilai ekonomi, seperti tas, dompet, vas bunga. Bahkan, sampah plastik dapat diubah menjadi bahan bakar,” ujar Awe.
Ia menyayangkan perilaku manusia telah menjadikan masalah besar di kawasan gunung, yakni sampah plastik yang bertebaran, terutama botol bekas air minum yang ditinggalkan oleh para pendaki.
“Yang namanya konservasi tidak luput dari sampah. Para pendaki seringkali membuang botol bekas wadah air minum secara sembarangan. Tindakan ini mengakibatkan rusaknya kelestarian gunung itu sendiri,” jelasnya.
Harry Koko Santoso selaku penasehat Komunitas Samawe, menekankan perlunya menjaga kebersihan gunung dari polusi sampah, utamanya plastik. Hal ini erat kaitannya dengan gunung yang merupakan sumber mata air, sekaligus sumber kehidupan.
“Kalau kita tidak bisa mengelola air dengan baik, pada gilirannya ketahanan bangsa ini pada masa mendatang akan sulit. Untuk merawat air, maka yang utama adalah menjaga gunung agar bebas dari polusi sampah plastik,” pinta Harry Koko Santoso. (Tumpak S)