
Kabarhiburan.com, Jakarta – Fariz Rustam Munaf berhasil mengobati kerinduan penggemarnya di Indonesia dan mancanegara melalui Fariz RM Anthology dalam Konser 7 Ruang live streaming yang diprakarsai DSS Music, Sabtu (4/7) malam.
Selama 80 menit Fariz RM menghibur penonton, sejak melepas Penari dari album Kronologi (1997) sebagai lagu pembuka dalam konser yang dipandu Donny Hardono, CEO DSS Music.
Penampilan Fariz RM sebagai vokalis, piano dan synthesizer semakin sempurna, berkat dukungan prima para musisi, seperti Eddy Syakroni (drum), Adi Dharmawan (bass), Michael Alexander (gitar), Iwan Wiradz (perkusi), Eugen Bounty (saxophone).
Apalagi, permainan musik mereka ditunjang oleh racikan tata suara kualitas sempurna suguhan Don Sistem Suara Indonesia, membuat Fariz RM merasa nyaman mempersembahkan lagu 8 lagu nostalgia.
Menariknya, Fariz RM dan Donny Hardono mewarnai konser 7 Ruang dengan canda ringan lewat live chat kepada para penggemar. Sebut saja, Andre Hehanusa, Memes, Ruth Sahanaya, hingga Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.
Keduanya kompak mengajak para penggemar agar ikut berdonasi bagi pekerja seni dan para kru panggung hiburan yang kehilangan pekerjaan, menyusul pandemi Covid-19 di Tanah Air sejak 4 bulan silam.

Fariz Rustam Munaf.
Usai membawakan Penari, Fariz RM beralih ke lagu Sungguh dari album Fashionova (1989), Hasrat dan Cita dari album Peristiwa 77-81 (1982), Suzie Bhelel dari album Fashionova (1989), Nada Kasih dari album Do Not Erase (1987).
Jelang menyanyikan lagu Sakura, Fariz RM mengumumkan bahwa pada tanggal 4 Juli merupakan ulang tahun album Sakura genap 40 tahun.
“Ini album kedua saya setelah Selangkah ke Seberang sebagai album pertama. Lagu Sakura terinspirasi dan menjadi theme song film Sakura Dalam Pelukan garapan sutradara Fritz G Schadt, yang dibintangi oleh Liem Swie King dan Eva Arnaz,” kenang Fariz RM.
Di hari ulang tahunnya, lagu Sakura pun mendapat perlakuan istimewa dari Fariz RM yang sengaja menghadirkan bintang tamu, musik pianis muda Yongky Vincent. Permainan piano Yongky yang lincah, kemudian diikuti gebukan perkusi oleh Iwan Wiradz, gitar oleh Michael Alexander dan Saxophone oleh Eugen Bounty. Semuanya menghasilkan warna baru pada lagu Sakura.
Tanpa jeda, Fariz RM beralih ke lagu Selangkah ke Seberang (1980) dan lagu Barcelona dari album Living in the Western World (1988), sebelum menutup konser Konser 7 Ruang dengan lagu Persimpangan dari album Romantic (1983).
Menjawab pertanyaan wartawan, Fariz RM mengaku tidak pernah terpikir kalau karya-karyanya disukai oleh lintas generasi hingga saat ini. Ini dibuktikan oleh sejumlah kalangan milenial yang ikut berdonasi bagi pekerja seni.
“Ini sebuah kehormatan bagi saya, ternyata mereka menyukai karya saya,” ujar Fariz RM sambil mengatup kedua telapak tangannya.
Melalui Konser 7 Ruang pula, Fariz RM juga mengabarkan bahwa semua karyanya sudah bisa dinikmati di berbagai platform digital, seperti Apple Music, Spotify.
“Dapatkan di platform digital, Original 2020 yang diterbitkan Fariz RM Management,” ujar Fariz RM berpromosi.
Selama konser Konser 7 Ruang, rekening donasi DSS Music yang dibuka di BCA dengan nomor 755035.47777 terus bertambah, hingga mencapai Rp 59,5 juta pada akhir Konser 7 Ruang. Jumlah tersebut diharapkan masih akan terus bertambah.
“Terimakasih untuk donatur. Kami akan menyalurkan donasi Anda bagi pekerja seni, kru produksi dan masyarakat yang terdampak Covid-19,” seru Fariz RM dan Donny Hardono. (Tumpak Sidabutar/KH)