
Vivi Wijaya, perwakilan Miss Grand Indonesia dan Zulfikar Priyatna, National President JCI.
Kabarhiburan.com, Jakarta – Junior Chamber International (JCI) Indonesia, sebuah organisasi nasional pemuda non-politik dan non-sektarian, telah sukses menggelar diskusi bertema “Peace is Possible” dengan tajuk: Peran Pemuda dalam Menjaga Keutuhan dan Kerukunan Kehidupan Bangsa.
Acaranya digelar di Satrio Tower, Jakarta Selatan, menghadirkan Miss Grand Indonesia, DPD RI, akademisi, serta pihak kepolisian yang diwakili oleh Brigjen. Pol. Budi Setiawan selaku Karo Multimedia Divisi Humas Polri.
Melalui diskusi ini, JCI bermaksud mendorong seluruh elemen masyarakat, khususnya pemuda agar aktif mendorong dan menjaga perdamaian, selain mempromosikan gerakan perdamaian di seluruh dunia.

Para peserta diskusi. Dari kiri ke kanan: Erwin Soerjadi (Pengusaha), Budi Setiawan – (Divisi Humas Polri), Fahira.F Idris (Ketua Komite III DPD RI), DR. Ida Ruwaida (Dosen UI), dan Vivi Wijaya ( 1st Runner Up Miss Grand Indonesia )
Ketua JCI Indonesia, Zulfikar Priyatna selaku National President JCI 2018 sudah menghimbau agar seluruh pemuda di Tanah Air harus turut menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
JCI juga menilai perlu adanya sosialisasi kepada masyarakat, agar terus menjaga persatuan dan perdamaian, termasuk menyangkal berita hoax yang tidak terus disebarkan lewat media sosial.
“Kita harus mengamalkan bersama persatuan dan perdamaian. Kita punya kemampuan untuk hidup dalam damai. Kita juga punya kemampuan untuk memaafkan dan memahami orang lain dalam perbedaan,” ujar Zulfikar, yang memisalkan berita-berita yang ada di media sosial.
“Kita harus bisa saring sebelum sharing. Bayangkan dampaknya bagi orang lain. Dampak berita yang kita sebarkan untuk orang banyak. Sebagai pemuda, kita harus menjaga perdamaian dan keutuhan bangsa,” imbuhnya.
Ungkapan senada disampaikan Vivi Wijaya selaku perwakilan dari Miss Grand Indonesia (MGI), mengatakan bahwa sesuai dengan misi MGI yang menyuarakan perdamaian, Vivi ingin mengajak anak-anak muda untuk terus bersatu menjaga perdamaian.
“Kita harus bisa bersatu dalam damai, bersatu dalam kebhinekaan. Misi ini sesuai dengan misinya MGI untuk menyuarakan perdamaian, termasuk dewasa ini lewat media sosial,” ujar Vivi.

Sementara Brigjen. Pol. Budi Setiawan memaparkan bahwa Polri akan terus memberikan sosialisasi kepada masyarakat, agar berita hoax tidak terus disebarkan di media sosial.
“Kita berikan suatu penjelasan pada masyarakat, supaya memahami, bahwa menyebarkan berita hoax itu tidak baik,” ujar Budi yang juga merinci alasan beredarnya berita hoax.
Salah satunya adalah keinginan orang untuk diakui dan eksis. Keinginan itu membuat mereka menyebarkan berita secara cepat tanpa mempelajari kebenaran informasinya terlebih dahulu.
“Menyaring dengan membaca. Setelah itu kalau ragu, dipelajari berita itu diproduksi oleh siapa? Sumbernya dari siapa? Tanyakan apakah medianya kredibel? Kalau di media-media tertentu, berita yang belum jelas itu, tidak begitu diberitakan. Jadi sebenarnya nggak susah,” paparnya.
Budi pun memberi tips, membedakan mana berita hoax atau tidak. Yakni, ditunjukkan oleh adanya ujaran kebencian dan ajakan untuk menyebarkan.
“Ada juga hujatan, titik koma, atau tanda serunya juga aneh-aneh,” jelas Budi.
Seperti diketahui, JCI merupakan organisasi kepemudaan internasional yang beranggotakan para pemuda usia 18-40 tahun dari berbagai macam latar belakang yang berbeda. Sebut saja, wirausahawan, profesional, dan akademisi.
JCI memiliki visi untuk terlibat dan menjadi wadah bagi berkembangnya pemuda seluruh dunia, dalam rangka menciptakan dunia yang lebih baik.
Dalam menjalankan misinya, JCI berfokus pada 4 area utama; ekonomi, sosial, pengembangan diri, dan hubungan internasional.
JCI juga menjadi mitra dan menjalin kerjasama aktif dengan PBB dalam pencapaian target tujuan SDG (Sustainable Development Goal). Salah satu fokus kegiatan JCI diantaranya mendorong terpeliharanya perdamaian di seluruh dunia. (Tumpak Sidabutar/KH)