
Mengakhiri masa libur Lebaran 2018, masyarakat Pacitan di seantero Jabodetabek kompak menggelar acara Halal bihalal 1439 Hijriah. Acara ini berlangsung di Anjungan Jawa Timur, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta (24/6).
Sejak pagi hari mereka sudah berdatangan dan memadati aula anjungan, menyaksikan acara yang diselenggarakan Pemerintah Provinsi Jawa Timur, dalam hal ini Badan Penghubung Daerah (Bapenda) melalui Sub Bidang Pengelolaan Anjungan TMII.
Acaranya memang terbilang istimewa, yakni Pagelaran Wayang Kulit oleh Dalang Cilik Spektakuler Ki Gandhang Gondo Waskitho, cerita Sang Kumbokarna dan Musik Campursari Duta Seni Kabupaten Pacitan.

Spektakuler, lantaran usia Gandhang baru 12 tahun dan masih kelas 6 Sekolah Dasar (SD) Karang Nongko 2 Kecamatan Kebonangung Pacitan. Masih bocah sudah mampu memukau dalam pakeliran padat yang berlangsung selama 150 menit.
Ia mampu mengakselerasikan solah (tempo permainan), elemen instrumental (musik), dan cepengan (memegang/ menggerakkan wayang) secara mengesankan, diiringi para pengrawit generasi muda yang tergabung di Sanggar Ngesti Laras, pimpinan Suharni Putu Wijoyo, menjadikan aksi kesenian ini tampil luar biasa.
Bahkan Wakil Bupati Pacitan, Yudi Sumbogo memberi pujian yang tinggi bagi Gandhang dan para pangrawit muda usia, sebagai potensi yang membanggakan bagi Pemerintah Daerah, khususnya warga masyarakat Pacitan.
“Apalagi Ki Gandhang Gondo Waskitho, ini termasuk anak langka. Potensinya mendalang melampaui kemampuan anak-anak seusianya. Bahkan mungkin dalang dewasa,” ujar Yudi Sumbogo, yang ikut menyaksikan jalannya pertunjukan.
Dalang Profesional
Ki Gandhang Gondo Waskitho sudah hobi mendalang sejak kelas 3 SD, secara otodidak tanpa ada yang mengarahkan. Hobi tersebut bertumbuh, lantaran sejak umur dua tahun diputarkan video rekaman-rekaman pertunjukan wayang oleh sang ayah, Andrianto Fajar Soesilo.

“Setelah sekolah saya baru banyak belajar dengan para dalang yang ada di Pacitan. Latihan dalang sedikitnya 4 jam setiap hari,” ujar Gandhang, peraih juara umum dalam Festival Dalang Bocah Provinsi Jawa Timur 2018 ini.
Pacitan memang terbilang gudangnya seniman potensial berbasis tradisi, khususnya Dalang. Sebut saja Ki Purbo Asmoro, S.Kar. M.Hum, yang juga Dosen Senior di Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta.
Gandhang pun bercita-cita kelak bisa menjadi dalang profesional yang terkenal, serta dapat mengharumkan nama bangsa secara internasional. Potensinya yang terbilang luar biasa, membuat Gandhang sering mendapat undangan mendalang ke berbagai kota, antara lain di Surabaya, Solo, dan Jakarta.
“Di Jakarta sudah beberapa kali, pernah juga pentas di Museum Wayang Fatahillah, Jakarta. Saya ingin mendalang sampai ke mancanegara,” ujar Gandhang berterus terang.
Kisah Kumbokarno
Selain masyarakat Pacitan, pergelaran juga disaksikan Wakil Bupati Pacitan, Drs. Yudi Sumbogo, Kepala Sub Bidang (Kasubid) Pengelolaan Anjungan Badan Penghubung Daerah (Bapenda) Provinsi Jawa Timur, Samad Widodo, SS, MM. Tampak hadir pula para Juri Pengamat, Eddie Karsito (Wartawan, Penggiat Seni & Budaya), Dra. Nursilah, M. Si. (Dosen Seni Tari Universitas Negeri Jakarta), dan Munarno, SE (Praktisi, Analis Kesenian dan Budaya Daerah Badan Penghubung Daerah Provinsi Jawa Timur, di Jakarta).
Mereka menyimak sampai tuntas saat Gandhang menyuguhkan lakon Sang Kumbokarno Hangrungkebi Bumi Pertiwi, menceritakan Prabu Dasamuka Raja Alengkadiraja yang memiliki sifat angkara murka.

Lewat aksi tipu muslihat, Prabu Dasamuka berhasil membawa lari Dewi Sinta, istri Rama Wijaya. Tindakan ini memancing amarah Rama Wijaya yang kemudian menyerang Alengkadiraja, dibantu pasukan Rewanda; Hanoman dan kawan-kawannya.
Peperangan semakin tak terkendali. Kumbokarno ikut perang membela Raja Prabu Dasamuka dengan tekad membela tanah tumpah darahnya. Ia gugur merelakan jiwa raganya demi tanah air tercinta.
Memasuki bulan Juli mendatang, Anjungan Jawa Timur telah menyiapkan para duta seni budaya Jawa Timur yang tak kalah menarik. Sebanyak lima kali pertunjukan, yakni dari Kabupaten Banyuwangi, Minggu (1/7). Kabupaten Lamongan, Minggu (8/7). Kabupaten Trenggalek, Minggu (15/7). Kabupaten Nganjuk, Minggu (22/7) dan Kabupaten Pamekasan, Minggu (29/7). (Tumpak Sidabutar/KH)