
Kabarhiburan.com, Jakarta – Musibah tsunami yang meluluhlantakkan sebagian pantai di Provinsi Banten pada 22 Desember 2018 silam, masih menyisakan duka yang dalam bagi para keluarga korban.
Di antara para korban terdapat Aa Jimmy dan Ade Jigo yang merupakan keluarga besar manajemen band Wali. Pada malam naas, mereka sedang mengisi acara gathering PLN di Tanjung Lesung.
Seperti diketahui, keganasan tsunami telah merenggut nyawa Aa Jimmy sekeluarga kecuali anak bungsunya. Demikian pula istri Ade Jigo bernama Meyuza, serta Julia Resnania sang road manager.
Band Wali yang digawangi Faank (vokal), Apoy (gitar), Tomi (drum) dan Ovie (keyboard) sepakat tidak akan pernah lupa pada peristiwa mengenaskan tersebut.
Bahkan mereka telah membuatkan sebuah monumen dalam bentuk syair lagu berjudul Wasiat Sang Kekasih. Proses peciptaan lagu ini pun secara spontan dilakukan oleh Apoy dalam waktu cukup singkat.
“Lagu ini memang dibuat spontan untuk mengenang sahabat-sahabat kita yang meninggal akibat musibah tsunami di Banten akhir Desember 2018 lalu. Khususnya Aa Jimmy dan keluarganya, serta istri Ade Jigo,” ujar Faank usai menyanyikan Wasiat Sang Kekasih di kantor Nagaswara, Menteng, Jakarta, Rabu (13/2).

Syair lagu ini terasa menyetuh rasa pendengarnya. Faank sendiri mengaku teramat berat saat menyanyikannya, sampai minta Apoy menemani saat melakukan take vocal.
“Seperti barusan, saya selalu menangis dan sedih saat menyanyikan lagu ini, karena terkenang dengan sahabat-sahabat saya. saya ingat betul bagaimana dahsyatnya musibah itu saat kita membantu mencari rekan kita kemarin,” lanjut Faank.
Faank menambahkan, lagu ini akan didedikasikan bagi rekan-rekannya yang menjadi korban musibah tsunami tersebut.
“Sekaligus mengingatkan kita semua akan maut, yang kapan saja bisa menjemput kita dengan caranya masing-masing. Semoga mereka tenang,” tandas Faank yang diamini oleh Apoy.
Wasiat Sang Kekasih bergenre Pop ala Wali dengan lirik yang disuarakan lewat vokal khas Faank, akan menggiring para pendengar membayangkan betapa dahsyatnya musibah tersebut.
Ada kesedihan dan ketegaran dan hikmah yang bisa dipetik dari lagu tersebut, bahwa betapa terpukulnya jiwa kita, ketika ditinggal pergi oleh orang-orang yang tercinta secara tidak terduga. (Tumpak Sidabutar/KH)