
Kabarhiburan.com, Jakarta – Sosok dokter spesialis obstetri dan ginekologi ini pantas diteladani. Di sela-sela kesibukannya menangani beragam penyakit pasien yang datang, ia menyisihkan waktu menciptakan lapangan kerja dalam bentuk padat karya bagi para pasiennya. Itulah Meity Elvina (39).
Ibu dokter kelahiran Medan, 15 Mei 1979 ini mengaku kerap menangani pasien yang mengidap penyakit menular seksual. Ia juga mengorek lebih jauh tentang latar belakang terjadinya penyakit yang menimpa pasien tersebut.
“Karena pasien saya wanita, pastinya banyak curhat dong mereka. Banyak dari mereka menderita penyakit menular seksual akibat melakukan hubungan seksual komersil demi untuk bertahan hidup,” kata Meity kepada Kabarhiburan.com baru-baru ini.
Hal itu memberinya ide cemerlang. “Kalau hanya bergerak di hilir saja, sebagai pengobat penyakit, maka (persoalan) enggak akan selesai. Lalu, saya mendapat solusi dengan membuka lapangan kerja bagi mereka,” kenang Meity yang kemudian membuka usaha padat karya.
Ia mendirikan sebuah usaha kecil menengah (UKM), sejak setahun silam. Memproduksi aneka kerajinan tangan, seperti sabun herbal, aneka bunga dengan aroma terapi dan beragam dekorasi rumah, yang diberi label ‘Athirah Handycraft’.

Sabun herbal dibuat dari bahan-bahan yang mengandung kearifan lokal, seperti minyak kelapa murni, zaitun dan minyak atsiri dari hasil budidaya dan penyuilingan sendiri.
Sedangkan untuk membuat hiasan bunga, dibuat dari tepung foundant yang dibentuk sedemikian menjadi mirip mawar, tulip, lili, anggrek, carnation dan Daisy. Selanjutnya diberi wewangian dari aroma terapi, dicampur minyak atsiri. Jadilah kreasi bunga dengan aroma terapi yang bermanfaat.
“Aroma terapi, kan berhubungan dengan treatment. Sebagai dokter, saya tahu betul manfaat aroma terapi untuk relaksasi, membuat orang merasa rileks,” ungkap Meity.

Belakangan, Meity juga menyulap kayu, kardus, kaleng dan koran bekas menjadi aneka benda bermanfaat, mulai dari vas bunga, bingkai foto, wadah tisu, dan sebagainya.
Pertumbuhan unit usaha Meity tentu saja diikuti dengan jumlah pengrajin yang semakin ramai saja, hingga kini sudah ribuan jumlahnya. Meity merangkul para pengrajin dari berbagai wilayah di Indonesia, mulai dari Jabodetabek, Kalimantan Tengah, Jambi, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Manado.
Usaha kerajinan Athirah Handycraft Meity masih memanfaatkan rumahnya sebagai tempat workshop, di kawasan Jagarkarsa, Jakarta Selatan. Pada awalnya berangkat dari keprihatinan untuk membantu pasien dalam mencari uang, kini sudah berkembang.
Dulu, kalau ada pasien yang sudah sembuh, namun tidak tahu harus mengerjakan apa buat menyambung hidup, saya langsung anjurkan agar datang ke rumah untuk belajar membuat kerajinan tangan,” kenang Meity.
Saat ini pengrajin Athirah Handycraft, selain mantan pasien, banyak pula ibu rumah tangga yang bergabung untuk mencari penghasilan tambahan. “Mereka membuat kerajinan tangan di rumah masing-masing,” jelasnya.
Meity juga menawarkan pekerjaan bagi siapa saja yang ingin jadi tenaga pemasaran aneka kreasi Athirah Handycraft dengan cara reseller, door to door, termasuk ajang pameran.
“Dalam menjalankan usaha ini, saya ingin merangkul siapa saja dengan prinsip kita maju bersama dari kita untuk kita,” kata Meity.
Ia sepenuhnya menjamin mutu kerajinan bikinan Athirah Handycraft sudah bertaraf bintang lima, meski harganya masuk kategori kaki lima. Tergantung jenis barangnya, dibanderol antara Rp5.000 hingga Rp250.000.
Yang membanggakan Meity, adalah sertifikat yang menyatakan UKM Athirah Handycraft telah dinyatakan lulus kurasi oleh Kementerian Koperasi dan UKM.
Pengakuan tersebut sekaligus memberi kemudahan bagi Meity dalam memasarkan produknya ke berbagai pameran di Indonesia maupun di berbagai negara tetangga, seperti Hongkong dan Taiwan yang baru-baru ini dilakukan.
“Di Taiwan saya ketemu buyer yang tertarik membeli produk atsiri, selain buyer dari Amerika yang tertarik pada dekoratif lukisan kami,” ujar Meity bangga. (Rachmawati AB/KH).