
Kabarhiburan.com, Jakarta – Di zaman dengan semua akses informasi terbuka luas, masyarakat lebih memilih hiburan lewat media sosial. Situasi ini menimbulkan tantangan baru bagi pengelola televisi untuk terus berkreasi dan inovasi demi menjaga eksistensinya agar tetap dekat dengan pemirsa.
Indosiar sebagai stasiun televisi swasta nasional sejak jauh-jauh hari sudah melakukan antisipasi. Di bawah komando Harsiwi Achmad selaku Direktur Program dan Produksi, Indosiar terus berbenah dan menampilkan dirinya sebagai stasiun televisi hiburan. Seperti tercermin pada hajatan ulang tahun ke 23 Indosiar yang digelar secara spektakuler di Jakarta Convention Centre, Kamis (11/1) malam.
Sejak sukses menggelar ajang pencarian bakat D’Academy 4 tahun silam, Indosiar dengan tegas mencanangkan diri sebagai Rumah Dangdut. Sebagai wartawan hiburan, saya sempat ragu akan keseriusan Indosiar tersebut. Tapi seiring perjalanan waktu, Harsiwi Achmad mampu mewujudkan eksistensi Indosiar sebagai televisi dangdut Indonesia. Prestasi yang berbuah tanggung jawab, Harsiwi kemudian mampu meningkatkan kualitas program Indosiar.
Kreasi dan inovasi Harsiwi dan teman-teman pun berbuah manis. Berbagai program Indosiar terus meningkat rating share-nya. Program D’Academy, misalnya, sukses menghibur masyarakat, sekaligus mendapat perhatian Presiden RI Joko Widodo. Masyarakat terus mengikuti kiprah Indosiar dalam menghibur masyarakat melalui D’Academy Asia. Indosiar pun telah menjelma menjadi rumah musik dangdut.
Bahkan, Rhoma Irama akhirnya luluh dan menerima tawaran untuk bergabung untuk mengisi ragam musik dangdut Indosiar setiap bulan. Padahal sebelumnya Rhoma enggan melirik Indosiar, konon karena di Indosiar sudah ada dua pedangdut wanita, Inul Daratista dan Elvy Sukaesih yang lebih dulu masuk Indosiar sebagai juri D’ Academy. Benar saja, hadirnya Rhoma Irama di Indosiar membuat manajemen Indosiar semakin percaya diri untuk menjadikan Indosiar sebagai Rumah Dangdut.
Perhelatan ulang tahun Indosiar ke 23 menjadi salah satu pembuktian, kalau Indosiar telah menjadi rumah dangdut, dimana pertunjukan musik dangdut dikolaborasi dengan genre musik lainnya. Termasuk ketika konsep musik dangdut dipadukan dengan musik orchestra, seperti Anda saksikan pada acara Konser Raya 23 Tahun Indosiar.
Pada acara spesial tersebut juga menampilkan Iwan Fals, mendendangkan lagu dangdut Sekuntum Mawar Merah karya Rhoma Irama. Penampilan khas Iwan Fals membuktikan kalau musik dangdut disukai semua lapisan masyarakat.

“Indosiar tidak memaksa Bang Iwan Fals untuk berdangdut, tapi Iwan sangat paham kalau Indosiar itu rumah dangdut. Makanya Iwan pun dengan bersemangat untuk nyanyi Sekuntum Mawar Merah duet bareng Via Vallen,” ungkap Harsiwi Achmad dalam obrolan saya mewakili Kabarhiburan.com usai peluncuran Liga Dangdut Indonesia di Gedung SCTV, Jakarta Pusat.
Demikian pula soal pemilihan Via Vallen sepanggung dengan Iwan Fals. “Indosiar hanya menyodorkan nama-nama pedangdut yang akan mengisi acara Konser Raya 23 Tahun Indosiar. Bang Iwan memilih Via Vallen,” ujar Harsiwi.
Pilihan Iwan Fals berduet dengan Via Vallen memang beralasan. Via Vallen seorang pedangdut muda yang namanya tengah menjulang tinggi. Video single Sayang milik Via Vallen ditonton lebih dari 117 juta viewers. Fantastis! Belum lagi tarif sekali manggung, konon manajemennya Via Vallen memberi harga Rp130 juta.
Tiba giliran sesi latihan,, pelantun Umar Bakri itu sampai minta diulang beberapa kali. “Iwan Fals sepertinya enjoy saat menyanyikan lagu Sekuntum Mawar Merah. Makanya dia minta diulang beberapa kali, padahal saat latihan pertama dan kedua pun menurut tim kami sudah keren. Tapi mungkin karena Iwan Fals suka, makanya minta diulang,” papar Harsiwi Achmad sumringah.
Jadilah lagu Sekuntum Mawar Merah disajikan oleh duet Iwan Fals dan Via Vallen menjadi semacam “gong” pada acara malam puncak Konser Raya 23 Tahun Indosiar. “Dangdut sudah dekat dengan saya sejak kecil, jadi tidak bermasalah ketika saya harus menyanyikan lagu dangdut,” ujar Iwan usai berduet dengan Via Vallen.
Sementara Via Vallen tidak mampu menyembunyikan rasa bangga akan pengalaman pertama bernyanyi dan bergoyang bersama Iwan Fals. “Bangga dan nervous bisa tampil duet bareng Om Iwan Fals. Beruntung Om Iwan Fals paham kalau saya grogi, beliau yang mencairkan suasana. Jadi rasa grogi itu hilang, saat di atas panggung,” ujar Via Vallen usai menyanyi.

Usai menyaksikan penampilan Iwan Fals yang mendendangkan Sekumtum Mawar Merah, mengingatkan saya pada musisi rock Achmad Albar. Ia membuat geger saat menyanyikan lagu dangdut, Zakia (1979). Virus dangdut seakan sulit untuk dicegahnya. Bahkan, pria yang akrab disapa Iyek ini masih digandeng ratu dangdut Elvy Sukaesih bermain film layar lebar berjudul Irama Cinta dan berduet menyanyikan dalam lima lagu dangdut, sebut saja; Aku Bahagia, Rasa Berdebar, Seharsnya Kau Tahu, Engkau Jauh, dan Lintah Darat.
Siapa sangka, setelah 39 tahun silam Iyek berdangdut ria lewat tembang Zakia, kini racun dangdut kembali menyasar Iwan Fals lewat Sekuntum Mawar Merah.
Dangdut, Juara…!
Oleh: Sutrisno Buyil, Wartawan Koran Wawasan (Jateng), Ketua Umum FORWAN (Forum Wartawan Hiburan) Indonesia, pemerhati musik dangdut.